Resensi Buku Nonfiksi: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Mengulas Lebih Dalam tentang Gabungan Kata

Related image

Judul buku           : Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Penyusun buku    : Pamungkas
Penerbit buku      : Apollo Lestari Surabaya
Kota terbit           : Surabaya
Jumlah halaman   : 67 halaman
Sinopsis               :
Pada bab enam aspek tata bahasa peristilahan, sub bab proses penggabungan dijelaskan istilah dan cara penulisan proses penggabungannya. Proses penggabungan adalah istilah yang berupa penggabungan kata sedapat-dapatnya berbentuk singkat saling mengikuti. Contohnya adalah kerja sama, meja tulis, pesawat terbang, dan kursi tamu yang tidak menimbulkan arti menyimpang.
Misalnya : tampak samping, buta aksara, tua bangka direktur utama, buta warna, penuh sesak, pintu gerbang, dan angkatan bersenjata.
Gabungan kata yang mewujudkan istilah dapat ditulis menurut tiga cara yang sesuai dengan aturan ejaan yang berlaku, yaitu:
1.      Kumpulan yang terpisah.
Contoh   : mata juling, perwira tinggi, model linear, ilmu bumi, dan ilmu kimia.
2.      Kumpulan yang menggunakan tanda hubung jika dirasa perlu untuk menegaskan pengertian di antara dua unsurnya.
Contoh   : dua-sendi, buku-ilmu bumi, watt-jam, mesin-kapal api, dan mesin-hitung tangan.
3.      Kumpulan yang dirangkaikan menjadi satu apabila gabungan tersebut saling melengkapi.
Contoh   : walikota, mahaputera, sepakbola, balatentara, tegaklurus, mahapatih, dan bujursangkar.
Buku ini cocok untuk kalangan umum khususnya pelajar karena adanya contoh dalam buku ini membuat kita akan lebih mendalami maksudnya. Dibalik kelebihan buku ini, terdapat kekurangan seperti singkatnya pengertian suatu kata sehingga membingungkan, serta kurangnya tanda baca.

Komentar

Postingan Populer